“Ibarat negeri yang sedikit tersingkap, oleh karenanya Ibu Periwi justru lebih memikat”.
Manusia-manusia yang hidup di suatu wilayah itu, kita beri nama “Bangsa Indonesia”, dan tempat lahir dan hidup “Bangsa Indonesia” itu, kita beri nama negeri “Ibu Pertiwi”.
Nilai Kesatuan Wilayah yang melekat pada Negeri Ibu Pertiwi adalah salah satu nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam konsensus dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia – NKRI, yang dimaknai merupakan cara pandang Bangsa Indonesia terhadap wilayah NKRI atau negeri ibu Pertiwi yang terdiri atas wilayah darat, laut, dan udara yang tak terpisahkan. Sebuah cara pandang Bangsa dalam mengungkapkan rasa cintanya bahwa wilayah ibu pertiwi – NKRI itu, satu kesatuan yang tak terpisahkan baik geografi, politik, ekonomi, social, budaya, hamkam, dan yuridis.
Mengapa ini penting?
Mari bayangkan, Ibu Pertiwi sebagai sebuah Negeri yang mempunyai wilayah laut dua-pertiga dan daratan sepertiganya tersusun dari kumpulan ribuan pulau, tepatnya 16.056 pulau bernama sebagai bagiannya (data kementrian Kelautan Dan Perikanan-KKP Januari 2021), dan hanya ada laut sebagai perekat pemersatu ke 16 ribu pulau pulau itu. Dan jika dari masing-masing pulau itu kita ukur garis pantainya, total garis pantai Ibu Pertiwi sepanjang 81.000 km. Wow hebatnya, terbayang cantiknya!
Apakah ini anugerah bagi Bangsa Indonesia? atau justru sebuah tantangan?
Justru saking cantiknya Ibu Pertiwi yang mempunyai keunggulan 16 ribu pulau dan garis pantai 81.000 km tentu Ibu tampil sangat cantik, menarik, dan penuh misteri, ada apa dan punya apa di antara ribuan pulau miliknya itu? Maka selalu ada potensi godaan ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan.
Dengan semua itu sejarah membuktikan, dalam rentang ratusan taun banyak bangsa bangsa lain ingin merebut, menggoda, dan memperistri Ibu Pertiwi, bahkan di antaranya memaksa cintanya dengan ancaman senjata. Sungguh sebuah kenyataan yang patut Bangsa Indonesia renungkan.
Ibu Pertiwi di sisi lain membanggakan Bangsa Indonesia, namun jika Ia tidak menjaganya dengan baik, benar, dan kompak, Bangsa ini bisa kehilangannya.
Cara pandang bangsa Indonesia terhadap kecantikan Ibu Periwi sebagai kesatuan wilayah ini menjadi sangat penting, dalam menyusun strategi bagaimana menjaga ketahanan dan sekaligus bagaimana memperkuat itu semua sebagai sebuah Bangsa yang disegani bangsa lain di dunia. Bangsa besar yang tinggal di negeri kepulauan, negeri yang lebih banyak air dibanding daratannya.
Nilai nilai kebangsaan kesatuan wilayah sebagai cara pandang Bangsa Indonesia terhadap Ibu Pertiwi ini menjadi landasan tindakan bagaimana strategi mengatur dan mendandani Ibu sehingga aman, tentram, dan nyaman berkehidupan. Apa yang dilakukan bangsa Indonesia sebagai implementasi nilai nilai Kesatuan wilayah dalam mencintai Ibu Pertiwi selama ini?
Sudah menjadi keharusan tanggungjawabnya, bahwa pembangunan melalui otonomi daerah, pembangunan fokus pada daerah tertinggal yang masih banyak terdapat di antara ribuan pulau itu, alokasi dana desa harus lebih besar dari kota, alokasi pulai terpencil harus diperhatikan, pembangunan TNI Polri sebagai pengayom dan penjaga keamanan garis pantai dan sekaligus melindungi seluruh bangsa Indonesia yang tersebar di 16 ribu pulau itu.
Dan yang paling utama, strategi penataan dan pengaturan wilayah harus terintegrasi, harus membangun infra-strukrur baik berupa jembatan transportasi, jembatan ekonomi, jembatan komunikasi, sehingga Ibu Pertiwi benar benar terekat makin kuat dan sejahtera bersama.
Dan sekarang terasakan, jembatan-jembatan sebagai wujud cara pandang kesatuan wilayah Ibu Pertiwi itu mulai terbentuk, makin memperkuat ikatan mereka. Membuat para manusia bangsa Indoensia pemilik Ibu Pertiwi itu hidup lebih bergembira dan merasa mereka tidak terkungkung. Siapa yang menduga sesuatu yang sederhana, membuat sebuah jembatan-jembatan penghubung sekaligus perekat, ternyata bisa memberdayakan semua pemilik wilayah kepulauan?
Ibu Pertiwi sebagai sebuah negeri kesatuan wilayah yang utuh, Bangsa ini akan menangis kehilangan, jika salah satu pulau Ibu Pertiwi, sekecil apapun ukurannya, tercerabut dan dipaksa lepas dari pangkuannya dan diklaim sebagai pulau negara lain.
Dengan cara pandang kesatuan wilayah ini, Bangsa Indonesia akan bertahan secara mati-matian, dengan segala daya upaya, dan bahkan dengan darah dan nyawa, bagaimana mempertahankan kesatuan Ibu Pertiwi yang dicintainya. Karena bangsa ini tahu, jika ia tak mampu mempertahankan satu pulau pun, jika harus kehilangan satu per satu bagiannya, ini akan sangat menyakitkan.
Selain ancaman gangguan dan godaan di atas, Bangsa ini tahu, kecantikan Ibu Pertiwi juga punya tantangan di dalam, berupa bencana alam, karena Ibu berada di Ring of Fire, cincin api jalur gunung api, potensi gempa, gunung meletus, dan tsunami adalah konsekuennya yang harus diantisipasi dalam perjalanan bangsa membangun dan mempercantik Ibu.
Tentu tantangan lainnya, adanya kesenjangan kesejahteraan antar kota, antara kota dan desa, antara satu pulau dengan pulai lainnya. Kemudian kemiskinan, tantangan globalisasi yang bisa mengikir batas negeri, informasi bebas bahkan hoax yang bisa mencabik-cabik Ibu Pertiwi dari dalam bangsa ini, dan tentu tantangan keamanan separatism dan terorisme.
Kecemasan boleh, tapi optimis perlu dikedepankan bangsa ini.
Melanggengkan nilai nilai kebangsaan yang bersumber pada NKRI melalui Individu, keluarga, sekolah, umum, masyarakat
Akhirnya kita akui, bagaimana jelita dan pesonanya Ibu Pertiwi, jika bangsa ini menatapnya lebih seksama dan lekat, akan ada akumulasi dari sipu malunya Ibu saat digoda, bening cahaya matanya jika terkejut, dan kesantunan kata-kata pilihannya saat berargumentasi.
Jika menatapmu di bawah temaram bulan di tengah malam, pulau-pulau itu seakan tiba-tiba membisu, kebisuan itu bisa serasa mendadak.
Terkesiap.
Langit temaram begitu jauh dan begitu purba.
Dalam kondisi begini, Ibu Pertiwi akan mampu menyentuhkan kita sebagai bangsa dengan apa yang bikin hati lebih merendah
Ibu Pertiwi semakin cantik bagiku.
Gagasan kebangsaan kesatuan wilayah itu terasa begitu tepat, dengan cara pandang itu seolah bangsa ini mengungkapkan rasa wujud cintanya dengan meremas tangan ibu pertiwi, ia begitu mencintai, ia ingin berbuat terus dan takut mengatakan apa-apa, takut kalau-kalau ia berubah pikiran,
“Aku tidak pernah seyakin ini tentang apapun sebelumnya, yang menakjudkan buatku adalah kenyataan bahwa aku akhirnya bertemu kamu, Ibu Pertiwi, aku menemukan satu-satunya negeri tercantik di dunia yang ternyata ditakdirkan untukku”.
Hidup itu ibarat hujan, nyaman tapi sebentar, dan setelah itu hilang tak berbekas. Dalam hidupku yang singkat itu, rasanya, “Aku ingin memastikan melihatmu Ibu Pertiwi, bahwa Ibu tanpa konflik, tanpa penyakit dan ingin menjagamu supaya tak perlu melihatmu menangis sakit karena masalah. Aku ingin memastikan itu, Ibu!
Dan dalam hidupku saat ini, aku tahu bahwa semua orang mempunyai cara yang berbeda, namun hatiku aku bersyukur, bahwa aku selalu jatuh cinta padamu. Karena aku tahu, jika orang sedang jatuh cinta, banyak persoalan dipahami dengan lebih mudah.
Didik Fotunadi
D12
Kelompok Nusantara
NKRI Harga Mati
Nilai Nilai Kebangsaan Kesatuan Wilayah
Masalah:
Nilai Kesatuan Wilayah yang melekat pada Negeri Ibu Pertiwi adalah salah satu nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam konsensus dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia – NKRI, yang dimaknai merupakan cara pandang Bangsa Indonesia terhadap wilayah NKRI atau negeri ibu Pertiwi yang terdiri atas wilayah darat, laut, dan udara yang tak terpisahkan baik geografi, politik, ekonomi, social, budaya, hamkam, dan yuridis.
Mengapa ini penting?
Mari bayangkan, Ibu Pertiwi sebagai sebuah Negeri yang mempunyai wilayah laut dua-pertiga dan daratan sepertiganya tersusun dari kumpulan ribuan pulau, tepatnya 16.056 pulau bernama sebagai bagiannya (data kementrian Kelautan Dan Perikanan-KKP Januari 2021), dan hanya ada laut sebagai perekat pemersatu ke 16 ribu pulau pulau itu. Dan jika dari masing-masing pulau itu kita ukur garis pantainya, total garis pantai Ibu Pertiwi sepanjang 81.000 km. Wow hebatnya, terbayang cantik negeri ini.
Apakah ini anugerah bagi Bangsa Indonesia? atau justru sebuah tantangan?
Kenyataan ini, membawa adanya potensi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan.
Dengan semua itu sejarah membuktikan, dalam rentang ratusan taun banyak bangsa bangsa lain ingin merebut dan menjajah
Ibu Pertiwi di sisi lain membanggakan Bangsa Indonesia, namun jika Ia tidak menjaganya dengan baik, benar, dan kompak, Bangsa ini bisa kehilangannya.
Cara pandang bangsa Indonesia sebagai kesatuan wilayah ini menjadi sangat penting, dalam menyusun strategi bagaimana menjaga ketahanan dan sekaligus bagaimana memperkuat itu semua sebagai sebuah Bangsa yang disegani bangsa lain di dunia. Bangsa besar yang tinggal di negeri kepulauan, negeri yang lebih banyak air dibanding daratannya.
Nilai ini menjadi landasan tindakan bagaimana strategi mengatur dan mendandani Ibu sehingga aman, tentram, dan nyaman berkehidupan. Apa yang dilakukan bangsa Indonesia sebagai implementasi nilai nilai Kesatuan wilayah dalam mencintai Ibu Pertiwi selama ini?
Ancaman lain
AGHT pada wilayah tidak dikenali (wilayah virtual)
Analisa
Namun terdapat tantangan, baik internal maupun external
Internal
Belum terwujudnya jembatan untuk menghubungkan (dalam arti fungsi) antar pulau baik di darat, laut (aspek kemaritiman tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan) udara (transportasi penerbangan pendek antar pulau), sehingga negeri ini dalam ancaman karena adanya kesenjangan dan ketidakmerataan
pencurian,
energy tidak merata
separatisme,
Ekonomi
Bencana
Senjang antara wilayah barat dan timur
Solusi
Pemerintah perlu KPI untuk menentukan parameter keberhasilan program
KPI membawa konsekuensi bahwa parameter yang ditentukan
ada master plan?
Dijawab bahwa PDB Kemenko kemaritiman tidak mendukung program yang ada. Kebijakan atau eksekusi yang salah?
Ide awal sudah bagus, kebijakan sudah baik namun level implementasi tidak focus.
permasalahan transportasi terutama laut yang menyebabkan perbedaan harga barang yang ada di berbagai wilayah Indonesia.
Gap Infrastruktur, sehingga arus informasi dari negara lain seperti Malaysia lebih mudah terakses dari pada informasi dari negara kita sendiri.
Tidak fokusnya eksekusi di tataran pelaksanaan. Pemerataan energi tidak tercapai karena level implementasi lemah
terdapat 12pulau pulau berpenghuni, terancam dicaplok oleh negara lain
UU No.34/2004: TNI bertugas mengamankan wilayah perbatasan, menegakkan hukum di wilayah kelautan. 4 Provinsi berbatasan secara darat: Kalimantan Utara (nunukan), Kalbar, NTT, Papua, Natuna. 92 Pulau lainnya tidak mengalami ancaman secara lansung
Harus dilihat
Indikator Kinerja Umum dan IKK ada tapi faktor anggaran
Penduduk di 12pulau pulau harus diberi pemahaman wawasan nusantara.
Penguatan daerah perbatasan.
Kesimpulan dan saran:
• Penting pemerintah lebih fokus membangun jembatan penghubung wilayah antar pulau dan antar daerah baik secara darat, laut, dan udara
a. Memastikan tol laut berhasil
b. Infrastructur jembatan antar pulau jika memungkinkan
c. Penerbangan perintis antar pulau
• Perlunya parameter indicator yang jelas sebagai pengukur keberhasilan setiap program perekatan kesatuan wilayah
• Perlunya penguatan tanas dan wasantara daerah perbatasan dengan fokus pada:
a. 12 pulau yang terancam dicaplok negara tetangga
b. Wilayaj-wilayah perbatasan
Jika itu semua terwujud, maka langkah mendasar untuk meminimalkan adanya kesenjangan antar wilayah, memeratakan ekonomi dan energy, mengamankan wilayah, mencegah kehilangan sumberdaya alam, bisa diminimalkan dan menjadi langkah nyata perekat negeri ibu pertiwi untuk tetap utuh.
Aspek Kesatuan Wilayah
Hilman Hakim: AGHT pada wilayah tidak dikenali (wilayah virtual)
Cak So: perlu mendefinisikan kesatuan wilyah fisik atau IT juga?
Pak Hari Muryanto: permasalahan transportasi terutama laut yang menyebabkan perbedaan harga barang yang ada di berbagai wilayah Indonesia.
Jalu Priambodo: Gap Infrastruktur, sehingga arus informasi dari negara lain seperti Malaysia lebih mudah terakses dari pada informasi dari negara kita sendiri.
Arif Rahman: Sejarah Indonesia sebagai bangsa bahari, dari masa sebelum imprealisme sampai era saat ini. Aspek kemaritiman tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pembangunan di Indonesia Timur belum sesuai dengan harapan yang dampaknya akan menimbulkan kerentanan terhadap tidak adanya pemerataan.
Pertanyaan dari Cak So: Apakah ada master plan? Dijawab bahwa PDB Kemenko kemaritiman tidak mendukung program yang ada. Salah dimana: Kebijakan atau eksekusi yang salah?
Jawaban:
Ide awal sudah bagus, kebijakan sudah baik namun level implementasi tidak focus. Pembangunan Pelabuhan ada tapi
Pak Irfan: Tidak fokusnya eksekusi di tataran pelaksanaan. Pemerataan energi tidak tercapai karena level implementasi lemah
Rani: Permasalahan di KL biasanya tataran perencanaan tidak didukung dengan focus implementasi
Didik: Kenyataan bahwa anugerah dikaruniai banyak pulau banyak
Jembatan yang penting untuk menghubungkan: darat, laut, udara, sehingga ancaman terhadap pencurian, kekurangan energi , separatisme,
Pemerintah perlu KPI untuk menentukan parameter keberhasilan program
KPI membawa konsekuensi bahwa parameter yang ditentukan
Pak Binsar terdapat 12pulau pulau berpenghuni, terancam dicaplok oleh negara lain
UU No.34/2004: TNI bertugas mengamankan wilayah perbatasan, menegakkan hukum di wilayah kelautan. 4 Provinsi berbatasan secara darat: Kalimantan Utara (nunukan), Kalbar, NTT, Papua, Natuna. 92 Pulau lainnya tidak mengalami ancaman secara lansung
Harus dilihat
Indikator Kinerja Umum dan IKK ada tapi faktor anggaran
Penduduk di 12pulau pulau harus diberi pemahaman wawasan nusantara.
Penguatan daerah perbatasan.
Kesimpulan Kesatuan Wilayah
- Pentingnya menghubungkan wilayah yang ada di Indensia, menghubungkan secara darat, laut, udara untuk menangkal adanya perpecahan wilayah, dan meningkatkan pemerataan energi dan ekonomi di seluruh kepulauan yang ada di Indonesia.
- Perlunya parameter pengukur keberhasilan program kemaritiman
- Perlunya penguatan daerah perbatasan dengan Tanas dan Wasantara
Didik Fotunadi