Didik Fotunadi

Profil Didik Fotunadi

Lahir di Blitar, Jawa Timur, 1973.

Tumbuh kembang dan menempuh pendidikan dari SD-SMP-SMA di Blitar. Didik jatuh hati pada Seni Rupa tapi nasib mengarahkannya ke jalur lain: tahun 1992 ia tidak diterima di FSRD ITB dan ISI Jogyakarta, dan tahun berikutnya diterima di Teknik Geologi – ITB.

Sejak awal mahasiswa, Didik terpikat menceburkan diri di dunia aktivis, beberapa kiprahnya: Ketua Kaderisasi PSIK 1994, Danpus Diksar GEA 1994, Pemimpin Umum Majalah ”Merdeka” 1995, Danlap OSKM ITB 1995, Ketua satgas FKHJ pembelaan DO – Himafi 1995, Danlap deklarasi KM ITB 1996, Ketua Himpunan HMTG ”GEA” 1996-1997, Sekjen FKHJ 1996-1997, dan Tim Materi Satgas Reformasi Mahasiswa ITB ’98

Meski sejak mahasiswa akrab dengan isu-isu publik, setelah lulus Didik tidak terjun ke dunia politik praktis. Ia memilih berkarir sebagai professional di perusahaan pertambangan nikel, kemudian perusahaan pertambangan batubara, lalu jasa surveyor, dan saat ini kembali bekerja di perusahaan pertambangan nikel sebagai bahan baterai.

Kendati bekerja sebagai profesional di dunia pertambangan, dunia seni dan sosial tetap ditekuninya. Didik acap berbagi ketrampilannya itu kepada warga di pelosok secara sukarela.

Selain itu, ia sering tampil sebagai pengisi motivasi. Beberapa kegiatan kesenian yang telah dilakoninya: Bersama seniman Sorowako – mendirikan kelompok theater dan komunitas seni MeasaAroa (2003); Mendirikan sanggar lukis Sorowako Painting Club (2004); Instruktur Personal Development – Leadership untuk program Coops kerjasama perusahaan dan perguruan tinggi (2000-2009); Salah satu pendiri Sorowako Photographer Society (2006); Pameran lukisan dan foto SIP di Makassar dan Sorowako (2007); Pameran 5 pelukis di Sorowako (2008); Mendirikan sanggar lukis Sangatta Painting Club di Kutai Timur (2010); Pameran lukisan dan foto di Sangatta (2011); Pameran lukisan bersama LIPAN, Balikpapan (2012); dan mengisi sesi berbagi motivasi untuk kegiatan sekolah, kampus, kepemudaan, dan kemasyarakatan.

Selain itu, Didik juga punya ketertarikan menulis, baik tentang kepemimpinan maupun novel. “Revolusi dari Secangkir Kopi” adalah novel perdananya yang diluncurkan tahun 2014 akhir setelah sebelumnya dijadikan cerbung di Harian Pikiran Rakyat.

Di akhir tahun 2014 juga Didik terpilih sebagai ketua Ikatan Alumni ITB 1993 periode 2014-2019. Wadah ini ia gunakan untuk membangun kekompakan angkatan, memberi ruang komunikasi dan sinergi antar alumni, dan kegiatan sosial baik untuk anggotanya maupun masyarakat luas.

Cover Revolusi dari Secangkir Kopi

Beberapa kegiatan profesionalnya yang patut dicatat antara lain:

  • Menjadi narasumber good mining practice / improvement di berbagai konferensi pertambangan antara lain di Brisbane, Sydney, Singapura, Jakarta, dan Bali.
  • Melakukan berbagai proyek improvement dengan metode TPM3 dan McKinsey (2009-2013)
  • Mastering the Rockefeller Habits, Bangkok – Thailand, 2017
  • Benchmarking untuk mengelola perusahaan pertanian anggur dan industri wine di Burgundy, Perancis. 2019
  • Kelas khusus pemantapan nilai-nilai kebangsaan, LD#1 IA ITB – Lemhanas RI, 2021

Didik dapat dihubungi melalui