Sewaktu saya kecil, saya takut dengan pohon kamboja dan bunga kamboja, mengapa?
karena di kampungku, Gedog, Blitar … pohon kamboja hanya tumbuh di Kuburan, mereka hidup segar diantara maesan yang begitu rapat. Kata orang tua, “Mereka tumbuh karena menyedot zat-zat urai dari tubuh manusia yang meninggal di bawahnya itu.”
Pohon kamboja adalah pohon angker, serem, karena berasosiasi dengan mayit dan juga tanah pekuburan
hmmmm…
Seiring waktu, ketika pertama kali berkunjung ke Bali dan menginap di hotel, melihat bahwa pohon Kamboja ditanam di samping kamar, di jalan setapak antar kamar, di gapura, dipinggir jalan, di mana-mana ..
awalnya tentu saya susah tidur karena kehadiran kamboja-kamboja ini yang bahkan bisa diliat dari jendela kamar, atau berbayang di dinding karena lampu
Namun kenyataan saat ini, bahwa kamboja memberi nuansa keindahan, memberi karakter pada bangunan, ditambah ada bunganya yang kuning, putih, dan merah
dan makin ke sini, kamboja adalah aksen keindahan yang ditaruh pada designer dan arsitek untuk menjadi pilihan tanaman yang memperindah karyanya
Jadi seiring waktu, ada pergeseran makna dibenak saya tentang Kamboja dari yang serem menjadi sebuah aksen keindahan…
hmmmm
Ketika membangun rumah, tentu kamboja menjadi pilihan kami dan arsitek rumah kami, Mas Thomas Ari yang lulusan design interior FSRD, untuk menempatkan kamboja sebagai bagian dari design .. di pojok kiri rumah, di taman lantai 2, dan belakangan saya menanamnya di pinggir jalan beberapa meter dari car-port rumah ..
hmmm
Sejak bulan puasa lalu, saya agak sulit mencari waktu olahraga, sehingga saya coba mencari alternatif kegiatan baru di waktu pagi
dan Aha… saya menemukannya , yakni menyapu bunga2 kamboja dan beberapa lembar daun yang jatuh dari pohonnya sepanjang tadi malam..
kebetulan asisten di rumah saat ini pakai sistem pulang pergi, ia datang pagi dan pulang sore, ia selalu rutin menyapu halaman di sore hari sekaligus menyirami bunga bunga lainnya..
sehingga untuk pagi hari, bunga bunga dan beberapa lembar daun yang jatuh semalam, berserakan di atas rumput dan dijalanan akan terabaikan sampai sore nanti ketika ia membersihkannya
maka saya berinisiatif menyapu bunga bunga kamboja,
menyapu lembar-lembar daun yang mengering itu,
kegiatan ringan yang menyenangkan
membuat aktifitas
dan ketika kita melakukannya
apalagi setelah semalaman diguyur hujan
ketika tangan mengayunkan sapu lidi
ketika sapu lidi itu bergerak
suara irama khas sapu lidi “srek srek”
ada wilayah sepiritual saya yang tersentuh
ada rasa damai..
tidak ada lagi rasa takut tentang bunga kamboja seperti saat saya kecil
hilang sudah rasa seram zaman di kampung itu
saat melakukannya…
justru menambah rasa cinta terhadap rumah
Saya punya kegiatan baru setiap pagi semenjak awal puasa
menyapu halaman untuk bunga-bunga kamboja dan beberapa lembar daun keringnya
Life is beautiful.
Didik Fotunadi
W552