Sahabat sahabat hebat
Tanpa sekat batas junior senior atau seumur
Saling berbagi dan menginspirasi
Sebagian telah berbuat dan meninggalkan legacy
Sebagian sedang berbuat dan menciptakan legacy
Sebagian belajar dan ancang ancang mempersiapkan legacy
Semoga sehat semua,
Tetap sehat
terhindar dari Covid
Tetap jaga jarak
“
Akhirnya mengenal mas Bambang Hertadi Mas
Siapa Bambang Hertadi yang sering dipanggil “PAIMO”ini?
Bayangkan, dengan sepeda yang sebagian komponen dibeli di pasar loak, Beliau berani melakukan penjelajahan bersepeda sejauh 6.000 km dari La Paz, Ibukota Bolivia, hingga ke ujung terselatan Benua Amerika, Puntas Arenas (Cile).
Mas Bambang yang lahir di Malang ini, jebolan Senirupa ITB, jurusan Desain, sampai saat ini telah mendaki 59 Gunung dan 11 diantaranya di daki dengan mengendarai (tepatnya membawa) sepeda ke puncaknya. (tentu beberapa pasti sepedanya yang dipanggul naik ke puncak). salah satu atau duanya Gunung Kilimanjaro, dengan ketinggian +5896m dan puncak Mera Peak +6476m di Himalaya, Nepal.
Pengalaman bersepeda jarak jauhnya,:
Di dataran tinggi Tibet
Di Gurun Gobi dan Silk Road
Menyusuri The great victoria Desert, Australia
Di Himalaya, Nepal
Melintasi Patagonia, Pegunungan Andes, Amerika Selatan
Melintasi Southern Alpen (New Zeeland)
Melintasi Pegunungan Pyrennes dan Atlas
Bersepeda sendirian di dataran tinggi Andean Altiplano
Bersepeda di atas tembok Cina
Menembus Eropa dan Asia Tenggara
Membelah benua Australia
Menyeberangi danau garam Bolivia
Merambah Tundra, Pampa, Stepa, Amerika Latin
dan masih banyak lagi…
(menuliskan saja list diatas membuat saya mengambil napas panjang)
Berawal dari postingan mas Bambang, di group WA Alumni ITB Garis Lucu, walau postingannya tidak lucu hehehe, tapi lebih cerita tentang bagaimana berpetualang dengan tekad bulat namun dengan kondisi yang terbatas, sehingga disitulah pengalaman pengalaman hebat yang tak terbayangkan hadir dalam hidupnya, ditemui selama petualangannya bersepeda keliling dunia, yang dibukukan dalam 2 seri buku, “Bersepeda melintasi benua, merambah dunia.” diterbitkan Gramedia, dan “Bersepeda membelah pegunungan andes.” diterbitkan Kompas Buku.
Pengalaman pengalaman mas Bambang “Paimo” ini pernah dimuat majalah Intisari, Majalah Jakarta-Jakarta, Majalah Mode, Majalah Warnasari, Matra, Olahraga Bola, National Geographic, majalah Cycling, majalah Mutiara, harian Pikiran Rakyat dan lain lain.
Menurut mas Tantyo Bangun, mantan pemred majalah National Geographic Indonesia, Mas Bambang itu adalah penjelajah dengan paduan dari 20% kesederhanaan, 20% pengetahuan, 20% kenaifan, 20% kekuatan fisik, dan 1000% tekad.
Saya merasa terhormat bisa mengenal Beliau.
Semoga kedepannya bisa ngupi bareng dan mendengar langsung cerita-cerita yang tak terbayangkan pengalamannya dalam menjelajah dunia di atas…dan tentu pelajaran pelajaran hidupnya yang didapat dari sepanjang puluhan ribu kilometer bertemu manusia-manusia berbeda di berbagai belahan dunia.
Salam hormat buat The Legend Penjelajah Dunia dengan Sepeda dari Indonesia.
Bandung, 22 Juli 2020
8,50 pm.
“
Didik Fotunadi